Kewajiban Dan Keutamaan Menuntut Ilmu
السلام عليكم ورحمةالله وبركاته، إن الحمدلله، نهمده ونستعيده ونستغفره، ونعوذبالله من سرور أن نفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهدلله فلا مضيل له، ومن يضلل فلا هادي له،
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله. قال الله تعالى في كتابه الكريم : رب اشرح لي صدرى ويسر لي أمري واحلل عقدة من لساني يفقهوا قولي. صدق الله العظيم. أما بعد.
Yang terhormat beliau.....
Dan teman-teman yang dirahmati Allah SWT.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, Taufiq, serta hidayah-Nya kepada kita semua sehingga dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dalam keadaan sehat wal afiat, biqaulina "Alhamdulillahi rabbil 'alamiin".
Shalawat beriring salam semoga tetap tercurah kepada Baginda kita, nabi agung Muhammad Saw. karena beliau lah salah satu nabi yang mampu mereformasikan zaman dari jahiliyah menjadi zaman penuh keberkahan seperti yang kita rasakan pada saat ini. Biqaulina "allahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad".
Pada kesempatan yang sangat berbahagia ini, izinkan saya menyampaikan ulang mengenai kewajiban maupun keutamaan menuntut ilmu bagi kita sebagai umat islam.
Kita sebagai manusia dilahirkan dalam keadaan bersih/suci dan kosong/ tak mengetahui apapun, maka dari itu Allah memerintahkan kepada kita untuk menuntut ilmu sebagai bekal dalam menjalani kehidupan maupun bersosial. Karena pentingnya ilmu dalam kehidupan, Nabi Muhammad Saw pernah bersabda;
طلب العلم فريضة على كل مسلمين ومسلمات
"Mencari ilmu adalah kewajiban bagi kaum muslimin dan muslimat". (HR. Ibnu Majah no. 224, dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dishahihkan Al Albani dalam Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir no. 3913).
Dari kewajiban menuntut ilmu, terdapat juga batasannya seperti menuntut ilmu yang menjadikan seseorang menjadi syirik atau bahkan merusak diri sendiri, contohnya ilmu sihir. Ilmu yang membawa banyak mudharat bagi diri sendiri maupun orang lain tentunya harus dihindari.
Tersebut dalam Kitab Ta’lim Al-Muta’allim oleh Syaikh Az-Zarnuji, terdapat syarat-syarat dalam keberhasilan menuntut ilmu;
1. Niat, niat mencari ilmu khususnya ilmu agama setidaknya mencakup hal-hal berikut: Niat mengharapkan Ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala, untuk menggapai kebahagiaan akhirat, membasmi kebodohan bagi dirinya dan kebodohan orang-orang disekitarnya, menghidupkan agama, dan untuk menjaga keberlangsungan (kekekalan) agama.
Dalam kitabnya tersebut, beliau menuliskan sebuah syair dari Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu., dua bait syair yang artinya:
“Ingatlah! Engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan memenuhi enam syarat. Saya akan beritahukan keseluruhannya secara rinci. Yaitu: Kecerdasan, kemauan, sabar, biaya, bimbingan guru dan waktu yang lama.”
2. Kecerdasan, kecerdasan yang didapat dengan usaha (muktasab) misalnya dengan cara mencatat, mengulang materi yang diajarkan, berdiskusi dll.
3. Bersungguh-sungguh, Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan mendapatkan kesuksesan. Begitu pula dalam menuntut ilmu, kesungguhan adalah salah satu modal untuk menguasai ilmu yang sedang kita pelajari.
4. Sabar dalam menuntut ilmu dibutuhkan kesabaran, sabar dalam belajar, sabar dalam diuji, sabar dalam segala hal yang kita alami dalam proses menuntut ilmu, sabar dalam menjalani hukuman sekalipun jika ada.
5. biaya (bekal), tidak mungkin menuntut ilmu tanpa biaya (bekal). Contoh para imam, dalam sebuah kisah, Imam Malik menjual salah satu kayu penopang atap rumahnya untuk menuntut ilmu.
6. Bimbingan guru, terlebih belajar ilmu agama Islam, haruslah sesuai dengan bimbingan guru. Belajar agama Islam janganlah secara otodidak semata, karena akan menjadi bahaya jika salah memahami suatu teks ayat atau hadits.
7. Waktu yang lama, Imam Al-Baihaqi berkata:”Ilmu tidak akan mungkin didapatkan kecuali dengan kita meluangkan waktu”.
Adapun keutamaan menuntut ilmu sebagaimana sabda nabi Saw;
من سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى
الْجَنَّةِ
"Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).
Dalam sebuah riwayat, seorang sahabat memberi penjelasan kepada seorang muslim lainnya mengenai mencari kebahagian dunia maupun akhirat ;
من أراد الدنيا فعليه با لعلم، ومن أراد الآخرة فعليه با لعلم، ومن أراد هما فعليه با لعلم.
"Siapa yang menginginkan (kebahagiaan) dunia maka harus dengan ilmu, Siapa yang menginginkan (kebahagiaan) akhirat maka harus dengan ilmu, dan Siapa yang menginginkan (kebahagiaan) keduanya maka harus dengan ilmu"
Demikian uraian singkat yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat. Kurang lebihnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, kepada Allah saya memohon ampun, terima kasih.
والسلام عليكم ورحمةالله وبركاته
Komentar
Posting Komentar